
Jumat, 2 Oktober 2009 | 05:21 WIB
PADANG, KOMPAS.com - Hingga hari kedua, Kamis (1/10), setelah gempa besar mengguncang Kota Padang dan Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Rabu pukul 17.16, proses evakuasi menghadapi kendala kurangnya alat berat.
Di beberapa lokasi di Kota Padang, puluhan orang yang tertimpa reruntuhan bangunan masih tertimbun puing-puing bangunan dan belum bisa dievakuasi. Hingga pukul 23.30 semalam, jumlah korban meninggal menurut Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Sumatera Barat tercatat 390 orang, luka berat 87 orang, dan luka ringan 2.094 orang.
Namun, Satkorlak Departemen Sosial melalui situs resmi Menko Kesejahteraan Rakyat mencatat jumlah korban di tujuh kota dan kabupaten di Sumbar sudah mencapai 529 orang, luka berat 83 orang, dan luka ringan 2.094 orang.
Belum lagi musibah di Pariaman dan Kota Padang tertangani, Kamis pukul 08.52 gempa berkekuatan 7,0 skala Richter terjadi di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Lebih dari 500 rumah ambruk dan rusak di 16 desa di Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Hingga semalam baru diketahui seorang meninggal dunia terkena serangan jantung akibat terkejut dan 12 warga luka-luka. Sebanyak 30 rumah rusak di Kecamatan Batangmerangin.
Kepala Bidang Operasi Satuan Polisi Pamong Praja Sumatera Barat Zul Aliman mengatakan, banyak korban tertimpa beton-beton bangunan besar. Karena itu, diperlukan alat berat untuk menyingkirkan bongkahan tembok dan beton bangunan itu.
”Kami khawatir bangunan yang sudah rusak parah justru akan roboh menimpa petugas. Sementara alat berat yang ada terbatas jumlahnya. Memindahkan alat berat dari satu lokasi ke lokasi lain di tengah kota juga sulit,” kata Zul.
Hingga kemarin, petugas evakuasi yang terdiri dari polisi, TNI, dan satuan polisi pamong praja belum bisa berbuat banyak menyelamatkan korban yang tertimpa reruntuhan gedung. Mereka baru bisa bekerja menyelamatkan korban yang tertimbun setelah alat berat membersihkan puing-puing bangunan.
Pergerakan petugas evakuasi semakin terbatas ketika malam tiba sebab aliran listrik masih terputus dan Kota Padang gelap gulita. Meskipun menggunakan alat berat, petugas juga kesulitan menyingkirkan beton lantai bangunan yang ambruk karena ukurannya besar-besar.
Padahal, menurut Zul, diperkirakan masih ada korban selamat yang masih bertahan di dalam reruntuhan bangunan. Misalnya, Zul memperkirakan masih ada sekitar 150 korban tertimbun di Hotel Ambacang di Jalan Bundo Kanduang. Mereka terdiri atas karyawan hotel, tamu hotel, dan pengunjung yang sedang bermain biliar di lantai tiga hotel itu. Korban lain diperkirakan masih tertimbun di gedung Lembaga Bahasa LIA yang juga runtuh.
Namun, Zul mengatakan, jumlah korban yang masih tertimbun di Hotel Ambacang memang belum pasti. Hingga kemarin, petugas baru bisa mengeluarkan delapan orang dari hotel tersebut. Dua di antaranya masih hidup.
Pariaman
Kerusakan paling parah tampak jelas di wilayah Pariaman dan sekitarnya. Jumlah rumah yang roboh terlihat semakin banyak.
Darjis Mansyur, Kepala Desa Cubadak Air Hitam, Kecamatan Pariaman Utara, menyebutkan, kerusakan yang terlihat dari pinggir jalan alur lalu lintas Padang Pariaman-Maninjau memang sudah dapat menggambarkan kerusakan akibat gempa. Namun, lebih banyak desa yang berada di kedalaman mengalami dampak lebih parah.
Di Kota Padang, mobil jenazah dan ambulans hilir mudik mengangkut korban yang ditemukan. Sampai pukul 18.00, Posko Satkorlak Sumatera Barat mencatat 390 jenazah ditemukan di lima daerah, yakni Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Bukittinggi, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Solok. Sementara korban dengan luka berat tercatat berjumlah 83 orang dan 2.094 orang luka ringan.
Hingga kemarin, satu-satunya daerah yang belum memberikan kabar adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai. ”Jalur komunikasi masih terputus,” kata Ketua Harian Satkorlak Sumbar Marlis Rahman.
Presiden meninjau
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meninjau lokasi gempa, Kamis siang, meminta tim evakuasi terus bekerja hingga dua pekan mendatang.
Presiden meminta agar pasokan listrik dan air bersih di daerah bencana bisa segera pulih. Sejak kejadian hari Rabu sore, listrik di Sumatera Barat padam dan pasokan air bersih terhenti.
Sebelumnya, Presiden pada rapat koordinasi terbatas membahas penanganan gempa menginstruksikan kepada Panglima TNI untuk mengerahkan sumber daya secara maksimal dalam kegiatan tanggap darurat penanganan gempa. ”Saya sampaikan kepada Panglima TNI lebih baik dikerahkan kekuatan yang lebih, terutama untuk tanggap darurat, utamanya tenaga medis dengan peralatan bedahnya seperti di Yogya dan peralatan-peralatan zeni untuk mengatasi reruntuhan-reruntuhan dan kemungkinan menyelamatkan mereka yang berada di dalam timbunan reruntuhan itu,” ujar Presiden.
Selain pengerahan sumber daya nasional secara maksimal untuk penanganan gempa, Presiden juga menekankan bencana kali ini membutuhkan kecepatan bagi penanganan korban yang luka-luka dan masih bisa diselamatkan. Oleh karena itu, bantuan dari negara tetangga di ASEAN dipersilakan sejauh tetap dalam kendali koordinasi.
Wakil Presiden M Jusuf Kalla dalam rapat koordinasi tersebut melaporkan kepada Presiden langkah-langkah yang sudah diambil pemerintah dan masih perlu dilakukan terkait penanganan gempa di Sumbar.
Kegiatan tanggap darurat difokuskan pada penyelamatan korban yang masih hidup, ketersediaan makanan, obat-obatan, dan tempat berteduh. Wapres menugaskan Departemen Sosial dan Perum Bulog untuk memastikan ketersediaan bahan makanan, terutama yang dapat langsung dikonsumsi. ”Roti dipercepat pengirimannya. Pengalaman di Aceh, justru yang paling laku itu pabrik roti karena kan tidak membutuhkan apa-apa. Kalau mi masih butuh air panas,” ujar Wapres.
”Pak Syamsul Maarif, Ketua BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), memegang komando lapangan. Menteri-menteri akan mendukung itu supaya jangan ada dua komando,” ujar Wapres.
Rabu malam, Wapres juga telah menugaskan enam menteri, yakni Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Menteri Perhubungan Jusman Safeii Djamal, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris, berangkat Kamis pagi ke Padang untuk langsung mengoordinasikan penanganan gempa di setiap sektor.
Deputi Manager Komunikasi Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jawa Barat-Banten (PLN DJBB) Adang Djarkazih, Kamis, di Bandung mengatakan, PLN DJBB mengirimkan 3 tim beranggotakan 21 orang dan 6 orang divisi teknis untuk membantu pemulihan pasokan listrik di wilayah gempa di Sumbar dan sekitarnya. Selain itu, mereka dilengkapi dengan sejumlah peralatan pemulihan jaringan listrik dan 3 unit trafo.
Markas Besar TNI dalam siaran persnya, kemarin, menyatakan, mengerahkan 3 pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara, 7 kapal perang KRI, dan 1 helikopter milik TNI Angkatan Laut untuk mendukung angkutan bantuan sosial sekaligus membantu evakuasi para korban. TNI Angkatan Darat juga mengerahkan para personelnya seperti 68 tenaga medis dari Pusat Kesehatan Mabes TNI, 2 satuan setingkat peleton (SST) dari Korem 032/WRB, 100 personel Kodim 0308/Pariaman, dan 1 SST personel Kodim 0312/Padang.
Kodim 0417/Kerinci mengirim pasukan sebanyak satu SST, Yonif 131/Braja Sakti sebanyak dua satuan setingkat kompi (SSK), Yonif 133/Yudha Sakti sebanyak 2 SSK, Denzipur 2 Payakumbuh sebanyak satu SSK, serta dari TNI AL sebanyak 1 SSK personel Lantamal II Padang, dan dari TNI AU sebanyak 1 SSK personel Lanud Padang.
Label: BERITA
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
0 komentar:
Posting Komentar