KEBUMEN- Warga dukuh Kauman, desa Kutosari, Kecamatan Kebumen,Kabupaten Kebumen Rabu (23/9) sekitar pukul 8.30 WIB digemparkan dengan penemuan sesosok mayat lelaki tua tanpa identitas.
Mayat tersebut ditemukan pertama kali oleh Mardi (45), warga Desa kutosari, saat itu akan membuang sampah di tempat sampah dekat parit, "dari wajahnya banyak luka dan mengeluarkan darah," jelasnya.
Saat ditemukan, kondisi mayat terbujur kaku dengan luka disekitar muka, dari kondisinya, diperkirakan lelaki tua dengan usia sekitar 60 tahun tersebut terpeleset saat melintas di sekitar parit dengan kedalaman kurang lebih 2m.
Purwanto Anggota relawan PMI Cabang Kebumen yang datang ke lokasi kejadian, tidak sempat melakukan identifikasi karena tidak ada identitas yang ditemukan bersama jasad korban."hanya uang 4000 rupiah yang ada disaku celananya. Bahkan, warga sekitar yang datang ke lokasi mengaku tidak mengenali korban."katanya.
Lelaki tua malang tersebut memiliki ciri ciri antara lain rambut lurus beruban, badan tinggi sekitar 150cm, warna kulit sawo matang, tidak ada bekas penganiayaan ditubuhnya.
Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD kebumen guna dilakukan otopsi.
Hendrik Ary Dermawan
Relawan PMI Cabang Kebumen
Label: BERITA
KEBUMEN-Sebanyak 19 anggota relawan PMI Cabang kebumen mengikuti donor darah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) PMI yang ke 64 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan donor darah digelar di posko Pengamanan Lebaran di Desa Wonosari Kecamatan Kebumen usai sholat tarawih bersama.
Wakil ketua bidang yansoskesmas PMI Cabang Kebumen, Kusbiyantoro SKM Mkes mengatakan, selain anggota relawan PMI Cabang Kebumen, donor darah diikuti anggota ORARI dan LPKNU. Aksi donor darah ini di hadiri pengurus dan Staf PMI Cabang Kebumen. "pengambilan darah di lakukan oleh UTDC PMI Cabang Kebumen. Darah yang diambil ini untuk stok darah di UTDC PMi Cabang kebumen," kata Kusbiyantoro di sela sela kegiatan donor darah, kamis, 17 September 2009.
Sebelum acara donor darah, dilaksanakan upacara peringatan HUT PMI ke 64 dengan pembacaan sambutan ketua PMI Pusat yang dibacakan oleh sekretaris PMI Cabang Kebumen Wikan Tris Junanto, S.Sos. Usai peringatan di lanjutkan buka bersama. "aksi ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi antara pengurus, Staf markas dan relawan, Hal ini juga menunjukan betapa PMI Cabang Kebumen mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kondisi sebagian masyarakat Kebumen khususnya yang membutuhkan tranfusi darah, Mudah-mudahan dalam peringatan HUT PMI Cabang Kebumen yang ke-64, PMI Cabang Kebumen dapat lebih matang dalam perannya terhadap sesama dengan misi kemanusiaan,” ujar kusbiyantoro.
Namun, menurut kusbiyantoro aksi donor ini jauh dari target. Rencananya PMI Cabang Kebumen menargetkan 100 kantong darah, akan tetapi hanya mendapatkan 19 kantong hal ini di karenakan peserta donor darah berasal dari kalangan pelajar sehingga kebanyakan tidak memenuhi syarat. "kebanyakan donor darah masih dilakukan oleh relawan yang sering melakukan donor darah." katanya
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan koordinasi kegiatan Sekolah Siaga Bencana. Koordinasi dipimpin oleh Supriyanto selaku korlap program. "Koordinasi ini dilakukan dengan tujuan evaluasi dan refresh ulang para relawan yang terlibat dalam program SSB agar lebih fokus pada kegiatan tersebut," kata Supriyanto.
Selain itu juga Supriyanto mengharapkan apa saja yang menjadi kendala yang di hadapi relawan pada kegiatan Sekolah Siaga Bencana (SSB) untuk segera disampaikan kepada korlap agar dapat diselesaikan bersama sama.
Label: BERITA

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.
Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin
akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.
Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah proses Alami yang di gariskan Allah SWT, untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Moral
Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Allh SWT membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.
Kita mungkin tidak akan pernah dapat “Terbang” Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Pengasih dan maha Penyayang. Kita memohon Kekuatan…Dan Allah SWT memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar. Kita memohon kebijakan…Dan Allah SWT memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.
Kita memohon kemakmuran…Dan Allah SWT memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran. Kita memohon Keteguhan Hati…Dan Allah SWT memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi. Kita memohon Cinta…Dan Allah SWT memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.
Kita memohon Kemurahan Kebaikan Hati…Dan Allah SWT memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti. Begitulah cara Allah SWT membimbing Kita… Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan?
Kadang Allah SWT tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.
Label: CERITA MOTIVASI

Ada sebuah kisah tentang seorang bapak tua yang sangat bijaksana. Ia tinggal sendirian di sebuah lereng gunung. Pada suatu senja datanglah seorang pemuda yang berjalan dengan langkah terseret-seret dan dengan wajah yang kusut tidak bersemangat. Rupanya pemuda itu mengalami banyak masalah di dalam hidupnya sehingga dia sangat putus asa.
Sambil sesekali menarik nafas panjang, ia menceritakan semua permasalahannya kepada bapak tua itu. Lama bapak tua mendengarkan keluhan si pemuda kemudian dia mengambil segenggam garam dan menyuruh si pemuda mengambil secangkir air. Oleh bapak tua garam itu ditaburkan ke dalam cangkir lalu menyuruh pemuda tadi mencicipinya. Asin… asin sekali bahkan terasa pahit. Garamnya kebanyakan, komentar sang pemuda setelah mencicipi air itu. Lalu pak tua menggandeng tangan sang pemuda menuju sebuah danau yang dimaksud. Pak tua lalu menaburkan segenggam garam ke dalam danau tersebut.
Sesudah itu ia mempersilahkan si pemuda mengambil air danau itu dan meminumnya. “Bagaimana rasanya?” tanya pak tua. “Segar dan tidak pahit. Saya sama sekali tidak merasakan garamnya”, sahut si pemuda. “Sekarang duduklah, aku akan mengajarkan sesuatu kepadamu.” kata pak tua lalu bersandar di sebuah pohon besar. “Begini,… Di dalam hidup ini kita tidak lepas dari pahitnya kehidupan seperti halnya garam yang kau cicipi tadi. Tetapi pahit tidaknya akan tergantung pada seberapa besar wadah yang kita sediakan untuk menampungnya walaupun jumlah dan rasa pahit itu sama. Penderitaan, penyakit, tekanan, kekecewaan, kesepian, penolakan dll selalu ada selama kita masih hidup.
Wadah itu adalah hati kita. Ketika kepahitan hidup datang, lapangkanlah hatimu untuk menerima dan menjalaninya. Jika wadah yang kita miliki terlalu kecil sehingga tidak siap menerima masalah yang datang, saat itulah kita akan merasakan kepahitan dan beban itu membuat kita menderita.” Mereka berdua berjalan pulang karena hari itu mereka telah belajar sesuatu yang berarti. Pak tua yang bijaksana itu selalu menyediakan garam karena ia yakin, setelah pemuda itu pulang masih akan ada lagi orang yang datang padanya membawa keluh kesah mereka.
Hal yang dapat membuat kita berlapang dada serta menyediakan hati selebarnya untuk menampung segala kepahitan adalah janji penyertaan Tuhan dan kepemilikanNya atas hidup kita. Tuhan tahu seberat apa beban yang sanggup kita pikul dan Dia juga tahu apa saja yang akan Dia lakukan untuk menjadikan kita orang-orang yang tangguh.
Label: CERITA MOTIVASI
Ini kisah tentang Yu Timah. Siapakah dia? Yu Timah adalah tetangga kami. Dia salah seorang penerima program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang kini sudah berakhir. Empat kali menerima SLT selama satu tahun jumlah uang yang diterima Yu Timah dari pemerintah sebesar Rp 1,2 juta. Yu Timah adalah penerima SLT yang sebenarnya. Maka rumahnya berlantai tanah, berdinding anyaman bambu, tak punya sumur sendiri. Bahkan status tanah yang di tempati gubuk Yu Timah adalah bukan milik sendiri. Usia Yu Timah sekitar lima puluhan, berbadan kurus dan tidak menikah.
Barangkali karena kondisi tubuhnya yang kurus, sangat miskin, ditambah yatim sejak kecil, maka Yu Timah tidak menarik lelaki manapun. Jadilah Yu Timah perawan tua hingga kini. Dia sebatang kara. Dulu setelah remaja Yu Timah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Namun, seiring usianya yang terus meningkat, tenaga Yu Timah tidak laku di pasaran pembantu rumah tangga. Dia kembali ke kampung kami. Para tetangga bergotong royong membuatkan gubuk buat Yu Timah bersama emaknya yang sudah sangat renta. Gubuk itu didirikan di atas tanah tetangga yang bersedia menampung anak dan emak yang sangat miskin itu.
Meski hidupnya sangat miskin, Yu Timah ingin mandiri. Maka ia berjualan nasi bungkus. Pembeli tetapnya adalah para santri yang sedang mondok di pesantren kampung kami. Tentu hasilnya tak seberapa. Tapi Yu Timah bertahan. Dan nyatanya dia bisa hidup bertahun-tahun bersama emaknya.
Setelah emaknya meninggal Yu Timah mengasuh seorang kemenakan. Dia biayai anak itu hingga tamat SD. Tapi ini zaman apa. Anak itu harus cari makan. Maka dia tersedot arus perdagangan pembantu rumah tangga dan lagi-lagi terdampar di Jakarta. Sudah empat tahun terakhir ini Yu Timah kembali hidup sebatang kara dan mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berjualan nasi bungkus. Untung di kampung kami ada pesantren kecil. Para santrinya adalah anak-anak petani yang biasa makan nasi seperti yang dijual Yu Timah.
Kemarin Yu Timah datang ke rumah saya. Saya sudah mengira pasti dia mau bicara soal tabungan. Inilah hebatnya. Semiskin itu Yu Timah masih bisa menabung di bank perkreditan rakyat syariah di mana saya ikut jadi pengurus. Tapi Yu Timah tidak pernah mau datang ke kantor. Katanya, malu sebab dia orang miskin dan buta huruf. Dia menabung Rp 5.000 atau Rp 10 ribu setiap bulan. Namun setelah menjadi penerima SLT Yu Timah bisa setor tabungan hingga Rp 250 ribu. Dan sejak itu saya melihat Yu Timah memakai cincin emas. Yah, emas. Untuk orang seperti Yu Timah, setitik emas di jari adalah persoalan mengangkat harga diri. Saldo terakhir Yu Timah adalah Rp 650 ribu.
Yu Timah biasa duduk menjauh bila berhadapan dengan saya. Malah maunya bersimpuh di lantai, namun selalu saya cegah.
”Pak, saya mau mengambil tabungan,” kata Yu Timah dengan suaranya yang kecil.
”O, tentu bisa. Tapi ini hari Sabtu dan sudah sore. Bank kita sudah tutup. Bagaimana bila Senin?”
”Senin juga tidak apa-apa. Saya tidak tergesa.”
”Mau ambil berapa?” tanya saya.
”Enam ratus ribu, Pak.”
”Kok banyak sekali. Untuk apa, Yu?”
Yu Timah tidak segera menjawab. Menunduk, sambil tersenyum malu-malu.
”Saya mau beli kambing kurban, Pak. Kalau enam ratus ribu saya tambahi dengan uang saya yang di tangan, cukup untuk beli satu kambing.”
Saya tahu Yu Timah amat menunggu tanggapan saya. Bahkan dia mengulangi kata-katanya karena saya masih diam. Karena lama tidak memberikan tanggapan, mungkin Yu Timah mengira saya tidak akan memberikan uang tabungannya. Padahal saya lama terdiam karena sangat terkesan oleh keinginan Yu Timah membeli kambing kurban.
”Iya, Yu. Senin besok uang Yu Timah akan diberikan sebesar enam ratus ribu. Tapi Yu, sebenarnya kamu tidak wajib berkurban. Yu Timah bahkan wajib menerima kurban dari saudara-saudara kita yang lebih berada. Jadi, apakah niat Yu Timah benar-benar sudah bulat hendak membeli kambing kurban?”
”Iya Pak. Saya sudah bulat. Saya benar-benar ingin berkurban. Selama Ini memang saya hanya jadi penerima. Namun sekarang saya ingin jadi pemberi daging kurban.”
”Baik, Yu. Besok uang kamu akan saya ambilkan di bank kita.”
Wajah Yu Timah benderang. Senyumnya ceria. Matanya berbinar. Lalu minta diri, dan dengan langkah-langkah panjang Yu Timah pulang.
Setelah Yu Timah pergi, saya termangu sendiri. Kapankah Yu Timah mendengar, mengerti, menghayati, lalu menginternalisasi ajaran kurban yang ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim? Mengapa orang yang sangat awam itu bisa punya keikhlasan demikian tinggi sehingga rela mengurbankan hampir seluruh hartanya? Pertanyaan ini muncul karena umumnya ibadah haji yang biayanya mahal itu tidak mengubah watak orangnya.
Mungkin saya juga begitu. Ah, Yu Timah, saya jadi malu. Kamu yang belum naik haji, atau tidak akan pernah naik haji, namun kamu sudah jadi orang yang suka berkurban. Kamu sangat miskin, tapi uangmu tidak kaubelikan makanan, televisi, atau pakaian yang bagus. Uangmu malah kamu belikan kambing kurban. Ya, Yu Timah. Meski saya dilarang dokter makan daging kambing, tapi kali ini akan saya langgar. Saya ingin menikmati daging kambingmu yang sepertinya sudah berbau surga. Mudah-mudahan kamu mabrur sebelum kamu naik haji.
Lebih Baik memberi Dari pada menerima
Label: CERITA MOTIVASI

Pada malam itu Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang..
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata, “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
“Ya, tetapi, aku tidak membawa uang.” jawab Ana dengan malu-malu “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu. ” jawab si pemilik kedai, “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.
Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
” Ada apa, nona?” tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa. Aku hanya terharu”. jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi, tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri.” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya.”
Ana terhenyak mendengar hal tersebut.
“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya.. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah:
“Ana, kau sudah pulang, cepat masuklah, ibu telah menyiapkan
makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”..
Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga),
khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
Kalau saja kita tahu untuk apa kita melakukan suatu, pastinya kita akan melakukannya dengan segenap hati.
Label: CERITA MOTIVASI

Pada malam itu Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang..
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata, “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
“Ya, tetapi, aku tidak membawa uang.” jawab Ana dengan malu-malu “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu. ” jawab si pemilik kedai, “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.
Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
” Ada apa, nona?” tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa. Aku hanya terharu”. jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi, tetapi, ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri.” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya.”
Ana terhenyak mendengar hal tersebut.
“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya.. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah:
“Ana, kau sudah pulang, cepat masuklah, ibu telah menyiapkan
makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”..
Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga),
khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
Kalau saja kita tahu untuk apa kita melakukan suatu, pastinya kita akan melakukannya dengan segenap hati.
Label: CERITA MOTIVASI

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api.
Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”"Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?”
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi ‘kesulitan’ yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.
“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?” Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.”
“Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?.”
“Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.”
“Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatupun yang mampu menahan raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri”
Label: CERITA MOTIVASI

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil
Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan
Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu
Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru
Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah
Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda
Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani
Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.
Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat
Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan
Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat
Label: MOTIVASI
"Without goals, and plans to reach them, you are
like a ship that sail with no destination" – (Fritzhugh Dodson)
Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya tujuan dalam hidupnya. Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup adalah apa yang kemudian dilakukannya.
Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih nasib tak berpihak padanya. Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang. Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan hidupnya tidak tercapai! Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai. Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan strategi apa yang harus diambil.
4 Cara Yang Bisa kamu Pakai Untuk Menetapkan Tujuan Hidup:
1. Apa sebenarnya keinginan kamu?
Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya keinginan kamu untuk beberapa tahun ke depan?
Tidak ada salahnya kamu bermimpi. kamu tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak ada biaya yang harus kamu keluarkan untuk sekedar bermimpi. ;-)
2. Kumpulkan informasi.
Dengan mengumpulkan informasi, kamu bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan. Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan yang kamu inginkan, belajarlah dari mereka. Lakukan apa yang mereka kerjakan!
3. Jangan diam.
Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan membawa kamu pada impian hidup yang diinginkan!
4. Tingkatkan kemampuan
Jika ada cara yang kamu lakukan terbukti efektif dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka alangkah baiknya jika kamu berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan kinerja agar tujuan hidup kamu lebih cepat tercapai.
Jika keempat hal di atas kamu lakukan secara terus menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah kamu akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.
kamu ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas gambaran kehidupan kamu sendiri. Dan seorang pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning' terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Dalam hal ini, kamu pun hanya bisa sebesar dan sebahagia sebagaimana tujuan yang telah kamu tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri kamu dengan sebaik-baiknya! :-)
Label: MOTIVASI
Pernahkah kamu mendengar kisah Helen Kehler? Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi buta dan tuli.
Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dalam kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.
Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal.
Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaris.
Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli.
Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan.
Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Kehler:
would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".
Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!
Sekarang, coba kamu bayangkan sejenak...... kamu menjadi seorang yang buta dan tuli selama dua atau tiga hari saja!
Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Jangan biarkan diri kamu melihat atau mendengar apapun.
Selama beberapa hari itu kamu tidak bisa melihat indahnya dunia, kamu tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan kamu tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!
Bagaimana? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja? Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita!
Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki. Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain. Ya! Kemewahan untuk orang lain!
Coba kamu renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang luar biasa baginya.
Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang menarik.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik. Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah! Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang manusia yang lebih baik. :-)
Label: MOTIVASI

Banyak orang yang tidak menyukai kesendirian, karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan melelahkan. 'Sendiri aduh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa menjadi masalah besar bagi sebagian orang! Apakah kamu termasuk yang demikian? :-)
Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran, sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan! Kesendirian bisa memiliki dua makna...
Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya, tanpa ada orang di sekitarnya
Kedua, hanya berbentuk perasaan saja. Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun merasakan kesunyian. Mungkin kamu pernah mengalami hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain sebagainya..!
Satu hal yang perlu kamu ingat, kesendirian dengan arti apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan segala situasinya.
Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih bermakna? Lakukan hal berikut:
1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif yang sangat kamu sukai, misalnya dengan membaca, menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan kamu. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih menyenangkan!
2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi impian kamu dan belum sempat dilakukan. Kamu bisa membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.
Percaya, cara ini akan menyadarkan kamu akan sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya. Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi menyenangkan? ;-)
3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang keinginan yang ingin kamu wujudkan selagi masih hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali 'keinginan gila' saat kamu masih kecil? Atau mimpi-mimpi lain yang belum terlaksanakan?
Saat itu kamu akan sadar, ternyata banyak sekali hal yang memerlukan kesendirian untuk mewujudkannya!
5.Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal 'utama' dan yang pertama yang harus kamu lakukan... Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri kamu. Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat keberadaan kamu di dunia.
Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin kokoh kemampuan kamu mengarungi kehidupan, dengan segala situasinya.
Intinya, jangan biarkan kamu terjebak dalam kesendirian dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya berlarut-larut, hingga membuat kamu putus asa.
Kalau kamu mau membuka mata, kita sebenarnya tidak pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar kita. Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa kamu jadikan teman, dan ajak bicara!
Jika kamu mau terbuka, dalam kesendirian kamu bisa merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian kamu bisa menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian, dan memaksimalkan potensi yang kamu miliki.
Dalam kesendirian pula kamu bisa mengungkap kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan ego yang seringkali kamu temukan di keramaian!
Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan saja kepada setiap orang, termasuk kepada kamu.
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini kamu sedang dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri', kamu harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya mematikan!
Kelola-lah perasaan kamu dengan baik, dan buatlah kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)
Label: MOTIVASI

.ada sepi yang merajut malam
saat detik-detik mulai tenggelam
dan penantian tertinggal dalam kelam
ada pedih terukir
untuk satu asa yang hadir
dalam sebait doa terakhir
ada rindu menggores hati
menanti waktu yang kembali
agar dapat kueja dengan pasti
Label: PUISI KESEDIHAN
ini bukanlah sebuah awal
ini jauh dari permulaan
ini adalah sebuah akhir
aku bukan takut akan perpisahan
karena aku yakin adanya perubahan
aku hanya menyesal pada kebisuan
yang membuat semua cuma tinggal kenangan
namun tidak ada yang bisa dirubah dari kisah lama
meski semua penuh dengan gundah gulana
Label: PUISI KESEDIHAN

Bunga-bunga sedang belajar
memahami bahasanya,
mengatakan resahnya pada akar,
membawa sedihnya pada angin
dan meleburkan lukanya pada debu-debu
disemesta...
mereka merenungi kesendirian,
menggugurkan kenangan keatas langit...
agar bila hujan datang,
kenangan itu berubah jadi pelangi....
mereka-pun mulai menyusun kata-kata dalam nafasnya,
dan membawanya pada syair-syair kehidupan.
pada akhirnya...
Bunga-bunga itu-pun tersadar
bahwa mereka harus terus tumbuh
untuk menjadi lebih bijaksana
Label: PUISI KESEDIHAN

Rinduku terpahat dalam batu
suaraku mengalir bersama air
bertebaran menjadi bunga-bunga keabadian.
Aku patrikan diriku pada alam
cinta,tembang,lara,berlagu di pucuk cemara
angin semilir padamkan gelora.
Aku tak,kaupun tak,kita tak paham
bagaimana laut dengan cintanya
mematrikan diri pada tebing terjal.
Aku ingin belah sepi
tatkala bulan bersemi
tapi kemana kan kupautkan rindu
ketika air tak lagi bergemericik jernih.
Kepada alam jiwaku bermalam
Label: PUISI ALAM
Tak seperti bintang di langit
Tak seperti indah pelangi
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya
Wajahku kan memang begini
Sikapku jelas tak sempurna
Karena diriku bukanlah mereka
Ku apa adanya
Menjadi diriku dengan segala kekurangan
Menjadi diriku atas kelebihanku
Terimalah aku seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa tak mungkin sempurna
Tetap ku bahagia atas apa yang kupunya
Setiap waktu kunikmati anugerah hidup yang kumiliki
Label: PUISI AKU

Ada sahabat yang hilang
Yang sering menjengukku dengan pena-pena tajamnya
Membangunkanku dengan syair-sayir lugunya
Malam tadi mimpiku bertemu mimpinya
Mungkin ia pedih dalam kesendirian
Menyusur gelap tak berbatas
Mengutip sepi tak terperi
Hingga sehelai surat ia selipkan dipejamku
Pagi ini kutemukan penanya tergeletak di pinggir jalan
Menunggu tuan yang siap memungutnya
Akulah dia…
Label: PUISI PERSAHABATAN
Pikirkan apa yang paling kau anggap hina
dan aku lebih rendah dari itu
Pikirkan apa yang paling kau benci
dan lantas lantaran apa kau anggap itu benci..
pastikan itu semua ada padaku
Kumpulkan semua umpat dan cacian
tapi ah.. aku berharap dapat menjadi salah satunya
karna itu mungkin lebih baik bagimu
tapi tentu bukan bagiku
tidak.. aku tidak merendah, teman
tak pernah melekat padaku sifat selain kerendahan itu sendiri
begini saja..
seburuk-buruknya sifat, yang dapat kau sifatkan tentu saja
itulah sebaik-baiknya aku
sejatinya aku
dan semudah itu tuk mengenalku
Label: PUISI AKU
Dia kembali menyapaku dengan luka menganga
Dia kembali dan aku tak sanggup menjangkaunya
Bukan ku tak mau, tapi tak bisa
Karena luka ini belum mengering sepenuhnya
Perihnya……..
Darahnya……..
Masih ku rasa…….
Dia lah yang menggores luka
Namun, dai pula yang hingga kini menjajah isi kepala
Aku ingin ia pergi dari memori
Aku ingin ia mati dalam beku hati
Namun, aku pun ingin ia KEMBALI………
Label: PUISI PERSAHABATAN

Letih… ku berdiri di bawah terik mentari
Semenjak engkau melangkah menjauh pergi
Hingga rambut ini mulai memutih
Masih… tak kutemui engkau kembali
Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati
Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
Sampai engkau hadir…
Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir
Label: PUISI KESEDIHAN
Aku adalah lagu kesedihan yg kau buat saat malam telah memanggil
aku adalah pagi yg kau tunggu saat kekasihmu pergi meninggalkanmu
dan aku adalah puisi yg kau tulis untuknya sebagai tanda bahwa kau mencintainya
tapi sekarang aku adalah hati yg terluka setelah kau menjauh dari kehidupan malamku
Label: PUISI AKU

DEMI BULAN YG MULAI PUDAR TERBUNGKUS SELIMUT KABUT
DEMI ANGIN YG MULAI SAYUP LAMBAT MERAMBAT
AKU MASIH DISINI,DIAM DAN TERLARUT DALAM PEKAT
BERSAMA ALUNAN LAFADZ-LAFADZ YG MENYAYAT
DEMI LANGIT YG MULAI MEMBIASKAN RONA CAHAYA
DEMI BUMI YG MULAI MENGASUH BENIH-BENIH BUNGA
AKU MASIH DISINI,MENGENGGAM ASA
MENANTI SETETES BERKAH DALAM SUKMA
DEMI MENTARI YG MULAI MENYAPU KELAM
DEMI PAGI YG TAK PERNAH MURAM
AKU BERKATA DALAM HATI,DENGAN MULUT TERDIAM
AKU DISINI MENANTIMU DI PENGHUJUNG MALAM
Label: PUISI KESEDIHAN

Senja membalut cakrawala
di sambut surya kuning kemerahan
dari jauh nyiur pun melambai
seperti membawa kabar tentang kehadiran dirimu
Senja yang layu itu kusandarkan kegalauan
sejenak aku termangu
melintas lagi dengan lugu bayangan masa lalu
perlahan terasa getaran rindu
yang tertutup deretan waktu
Dengan pasti ku sibak pedih
mengantar sunyinya hari
menyemai sisa harapan
merawat usangnya kesetiaan
Meski senja terlihat layu
ku pastikan masih ada seberkas sinar cerah
yang kan membalut cakrawala biru
tuk terangi kesunyian hatiku
Label: PUISI KESEDIHAN

Berikut ada sebuah cerita yang bisa membawa hikmah bagi kehidupan, betapa pentingnya waktu utk orang orang yang kita cintai. Terkadang kita lebih banyak melewatkan waktu di tempat kerja (karena tuntutan kerja,\ tuntutan uang) daripada bersama keluarga. Padahal menurut anda, mana yang lebih penting, uang atau berkumpul dengan keluarga dan orang-orang yang anda cintai?? Kalo saya, pilih dua-duanya. Semoga cerita ini bisa membawa hikmah bagi kita semua.
Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah, karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham. Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru. Buku itu
bergambar seorang peri kecil yang imut, sangat menarik perhatian Jessica, “Pa liat”! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya. Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kacamatanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi “Wah,. buku baru ya Jes?”,
“Ya papa” Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya. “Bacain Jessi dong Pa” pinta Jessica lembut, “Wah papa sedang sibuk sekali,
jangan sekarang deh” sanggah Budi dengan cepat. Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu “pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi” Budi mulai agak kesal, “Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya” “Pa, mama cibuk terus, papa liat gambarnya lucu-lucu”, “Lain kali Jessica, sana! papa lagi banyak kerjaan” Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi. “Pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka”, “Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI!!” kata Budi membentaknya dengan keras, Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya “Iya pa,. lain kali ya pa?” Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah.“Pa kalau papa ada waktu, papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger”. Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, buku cerita Peri Imut, belum pernah dibacakan bagi dirinya. Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras “Buukk!!” beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabuk yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya, selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih“Jessi takut Pa, Jessi takut Ma, Jessi sayang papa mama” darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat. Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi
waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan. Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana,.. pun tidak terpenuhi. Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali,
“,…papa baca keras-keras ya Pa, supaya Jessica bisa denger” kata-kata Jessi terngiang-ngiang kembali. Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita peri imut yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil. Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan sura keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan
keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata. “Jessi dengar papa baca ya” selang beberapa kata,.. hatinya memohon lagi “Jessi papa mohon ampun nak” “papa sayang Jessi” Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menangis,..
memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai. Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita karena ia peduli kepada kita. ADAKAH “PERHATIAN TERBAIK” ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ? BERILAH “PERHATIAN TERBAIK” WALAUPUN ITU HANYA SEKALI Bukankah Kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga ? DO IT NOW! Berilah “PERHATIAN TERBAIK” bagi mereka yang kita cintai. LAKUKAN SEKARANG !! KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN UNTUK MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA.
Label: CERITA MOTIVASI

Sebuah cerita yang pernah saya dapat dari email seorang teman beberapa tahun lalu. Entah cerita ini nyata atau rekayasa, namun membawa banyak hikmah dan motivasi. Apakah seperti ini kehidupan yang orang inginkan???
Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka
di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur ?” sapa Andrew sambil mencium anaknya. Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, “Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?”
“Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja” ucap Sarah singkat.
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa
dalam satu bulan berapa, hayo ?”
Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. “Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa
digaji Rp. 40.000,- dong” katanya. “Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur” perintah Andrew Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, “Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?” “Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah”. “Tapi Papa…”
Kesabaran Andrew pun habis. “Papa bilang tidur !” hardiknya mengejutkan
Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang
terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, “Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang
malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih” jawab Andrew.. “Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini”. “lya, iya, tapi buat apa ?” tanya Andrew lembut.
“Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa” kata Sarah polos.
Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk “membeli” kebahagiaan.
Yah… uang saja tidak cukup, waktu yang kita bisa berikan pada anak kita bisa jadi jauh lebih berharga dan diinginkan oleh anak kita. Ada anak yang lebih dekat dengan pembantu daripada dengan orang tua sendiri. Ada orang tua yang waktunya lebih banyak dengan kantor daripada di rumah.. Berangkat kerja pagi-pagi, sebelum anak bangun. pulang ke rumah malam hari, setelah anak sudah tidur. Sehingga anak lupa sama orang tua sendiri, hehe.. Yah… Alangkah indah ketika mempunyai waktu yang banyak dan juga uang yang banyak sehingga bisa bersama anak-anak tercinta.
Buat Anda yang mencintai anak-anak anda, forwardlah atau kasih taukan cerita ini pada sahabat-sahabat anda…
1 orang : anda tidak sayang pada anak anda
2-4 orang : anda sayang pada anak anda
5-9 orang : anda ternyata sayang sekali pada anak anda
>10 : anda sangat sayang anak anda, dan juga membantu anak-anak lain mendapatkan kasih sayang, sehingga akhirnya anda disayangi banyak orang
Label: CERITA MOTIVASI
Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.
Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.
Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.
Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang sebenarnya terjadi?”
“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”
Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”
Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”
Saya pun membaca tulisan di kertas itu… “Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”
Saya menjerit histeris membaca
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam
Label: CERITA MOTIVASI
